Artis Cantik India Tewas Bunuh Diri, Diduga Depresi Karena Lockdown Covid-19


SEARCH DISINI :

TOPIKTREND.COM, Kabar duka mengejutkan datang dari Selebriti Holiwood India, seorang artis ternama dari dunia hiburan Indiaaktris televisi Preksha Mehta ditemukan tewas bunuh diri.

Aktris berusia 25 tahun itu melakukan bunuh diri di kediamannya, di Indore, pada Senin (25/5/2020).

Read More

Jenazahnya ditemukan seorang anggota keluarganya pada keesokan harinya.

Beberapa jam sebelum kematiannya, aktris tersebut membagikan sebuah pesan tersirat pada unggahan Instagram-nya.

Dia menuliskan dalam bahasa Hindi “Sabse bura hota hai sapno ka mar jaana” yang artinya “tidak ada yang lebih buruk dari mimpimu yang sekarat”.

Seperti dilansir Times of India, Preksha Mehta dikabarkan mengalami depresi karena tidak adanya pekerjaan selama lockdown.

Dia juga sudah pulang kampung karena penyebaran virus corona yang meluas di Mumbai, pusat industri film India.

Kabar kematian Preksha Mehta dibenarkan oleh aktris Richa Tiwari.

Dia mengunggah foto Preksha dan menulis sebuah pesan menyentuh.

“Ada banyak yang tersembunyi di balik senyum itu, tidak banyak yang tahu tentang ini. Status terakhir preksa adalah ‘tidak ada yang lebih buruk dari kematian mimpimu,” tulis Richa.

“Kita harus memberi perhatian pada kesehatan mental seperti kepada kesehatan fisik,” lanjut Richa Tiwari.

Setelah bekerja di teater di Madhya Pradesh, Preksha Mehta pindah ke Mumbai pada 2018.

Selama hidupnya, dia pernah membintangi pertunjukan seperti Crime Patrol, Laal Ishq, dan Meri Durga.

Preksha Mehta juga pernah terlibat dalam film Padman yang dibintangi aktor Akshay Kumar.

Lockdown dibuka

Kasus covid-19 di India masih terjadi.

Meski negara itu telah menerapkan lockdown berminggu-minggu.

Negara-negara bagian India bahkan mengalami peningkatan kasus infeksi Covid-19 karena migran yang pulang kampung dari kota.

Pemerintah pada Selasa (26/5/2020) ini mengaku khawatir pandemi akan menyebar di desa-desa dengan sistem kesehatan seadanya.

Kementerian domestik dan kereta api mengatakan setidaknya 4,5 juta pekerja migran pulang kampung sejak India di-lockdown Perdana Menteri Narendra Modi.

Dikutip dari Reuters, Selasa ini India mencatat 145.380 kasus infeksi dan 4.167 jumlah korban jiwa akibat Covid-19.

Namun angka ini tergolong rendah untuk ukuran negara terpadat kedua di dunia.

Apalagi jika dibandingkan dengan sejumlah negara di Eropa.

Tetapi negara bagian Bihar di bagian timur mencatat lebih dari 160 infeksi pada Senin (25/5/2020).

Angka ini adalah lonjakan tertinggi dalam satu hari sehingga kini totalnya lebih dari 2.700 kasus infeksi.

Selain itu dalam 36 jam terakhir, lebih dari 75 orang dinyatakan positif di Odisha dan 35 di tiga rumah isolasi di negara bagian Rajasthan.

Turis di India dihukum, diminta menulis permintaan maaf 500 kali
Turis di India dihukum, diminta menulis permintaan maaf 500 kali (Twitter/SCMP)

Kasus-kasus terbaru telah memaksa pihak berwenang untuk memperluas sumber daya pengujian yang terbatas.

“Lusinan pekerja yang melakukan perjalanan dari New Delhi telah dinyatakan positif.”

“Kami memastikan bahwa tidak ada yang memasuki desa mereka dengan infeksi ini,” kata Gaurav Sinha, seorang pejabat kesehatan senior di ibukota Bihar, Patna.

Ekonom yang mempelajari pola migrasi terbalik mengatakan buruh migran termiskin di India adalah yang paling parah terkena kuncian.

Tayangan TV lokal pada saat awal krisis menunjukkan polisi memukuli pekerja migran ketika mereka mencoba naik bus kota untuk mencapai desa mereka.

Inspektur polisi Rajesh Babu mengenakan helm bertema virus corona berbicara kepada sebuah keluarga di sebuah pos pemeriksaan selama lockdown nasional yang diberlakukan pemerintah sebagai langkah pencegahan terhadap coronavirus COVID-19 di Chennai pada 28 Maret 2020.
Inspektur polisi Rajesh Babu mengenakan helm bertema virus corona berbicara kepada sebuah keluarga di sebuah pos pemeriksaan selama lockdown nasional yang diberlakukan pemerintah sebagai langkah pencegahan terhadap coronavirus COVID-19 di Chennai pada 28 Maret 2020. (Arun SANKAR / AFP)

Sontak insiden ini menimbulkan kecaman dari publik.

Pada 1 Mei lalu, pemerintah menanggapi protes publik terhadap krisis migran dengan mengizinkan kereta khusus untuk membawa pekerja kembali ke negara bagian asal mereka.

Tetapi jutaan pekerja tanpa pekerjaan atau uang masih menunggu untuk mencapai rumah.

“Krisis migran memperlihatkan garis-garis spasial dari perkembangan India,” tulis Sai Balakrishnan, asisten profesor di Universitas Harvard, di surat kabar Mint.

Kisah lainnya di India: Remaja 15 Tahun Bonceng Ayahnya Sejauh 2000 Km karena Tak Berpenghasilan di Kota India

Seorang gadis berusia 15 tahun, Jyoti Kumari Paswan, bersepeda sejauh 745 mil sekitar 1.200 km membonceng ayahnya yang difabel.

Aksinya ini lantas mengundang banyak pujian dari pihak internasional.

“Saya tidak punya pilihan lain,” katanya pada Minggu (24/5/2020), dikutip dari The Guardian.

“Kita tak akan selamat jika aku tidak bersepeda ke desaku,” tambahnya.

Kumari mengatakan mungkin dia dan ayahnya akan kelaparan jika bertahan di Gurugram, pinggiran kota New Delhi tanpa penghasilan di tengah kuncian India.

Ayahnya yang tidak bisa berjalan setelah kecelakaan, mencari nafkah dengan mengendarai becak otomatis.

Pembatasan perjalanan menyebabkan ayah Kumari harus menjadi pengangguran baru di kawasan perkotaan India.

Sementara itu, pemilik kontrakan mereka terus menuntut uang sewa yang tidak bisa Kumari dan ayahnya penuhi.

Bahkan pemilik kontrakan tega mengancam mengusir ayah dan anak itu, cerita Kumari.

Nasibnya berakhir seperti para pekerja migran lainnya di India, kembali ke kampung halaman bagaimanapun caranya.

Alhasil Kumari memutuskan membeli sepeda untuk pulang bersama ayahnya.

Kumari mengayuh selama 10 hari sementara ayahnya ia bonceng duduk di belakang.

Selama perjalanan, Kumari dan ayahnya mencoba bertahan di bawah teriknya matahari dan suhu yang meningkat.

Keduanya bertahan hidup dengan makanan dan air yang diberikan orang asing.

Hanya sekali saja Kumari mengistirahatkan kakinya dengan menumpang di atas truk.

Ayah dan anak itu tiba di desa mereka, Darbhanga di negara bagian Bihar, lebih dari seminggu yang lalu dan bergabung kembali dengan ibu dan saudara ipar Kumari yang juga meninggalkan ibu kota sejak lockdown diberlakukan.

Kumari adalah siswa kelas delapan SMP, dia pindah dari Desa Gurugram pada Januari untuk merawat ayahnya supaya tetap bertahan.

Dia mengatakan dia masih lelah selepas perjalanan.

“Itu adalah perjalanan yang sulit,” katanya.

“Cuacanya terlalu panas, tetapi kami tidak punya pilihan. Saya hanya punya satu tujuan dalam pikiran saya, dan itu adalah untuk mencapai rumah,” kata Kumari. (Sumber: Kompas.com/Tribunnew.com)

Ganasnya Covid-19 ternyata tidak hanya membunuh yang terinfeksi tapi yang sehat juga ikut terbunuh yakni dengan cara bunuh diri karena depresi.

Gimana menurut sahabat mimin?


SEARCH DISINI :

Related posts