Fungsinya adalah agar UX designer dapat memvisualisasikan perilaku dan pola pengguna. Dengan begitu, UX designer dapat lebih berempati dalam penilaiannya mengenai pengalaman pengguna saat memakai produk.
3. Information Architecture
Selanjutnya, UX designer akan mulai memikirkan konten apa yang akan dibuat dan bagaimana ia akan disusun di dalam sebuah website atau aplikasi. Hal inilah yang disebut dengan arsitektur informasi (Information Architecture). Informasi arsitektur yang baik memastikan bahwa pengguna dapat dengan mudah menemukan fitur yang mereka cari dan dapat bernavigasi dari satu halaman ke halaman lainnya tanpa perlu bingung.
IA (Information Architecture) akan menghasilkan hierarki, navigasi dan kategorisasi yang akan memudahkan pengguna dalam memahami website, aplikasi, atau produk tersebut.
4. User flows dan Wireframes
Dalam melakukan tugasnya, UX designer menggunakan berbagai macam tools untuk menunjang pekerjaannya, salah satunya adalah user flows dan wireframes.
User flows merupakan flowchart sederhana yang berguna untuk memvisualisasikan jalur yang digunakan user saat menggunakan produk, dari awal masuk hingga ke interaksi paling akhir.
Sedangkan wireframes merupakan representasi low fidelity dari sebuah desain. Ia akan memvisualisasikan setiap langkah yang akan diambil oleh user dan menunjukkannya dalam bentuk dua dimensi di dalam potongan-potongan screen/page.
5. Prototyping dan User-testing
Banyak orang yang menyamakan istilah “wireframe” dengan “prototype”. Namun pada kenyataanya, kedua istilah tersebut memiliki definisi dan tujuan yang berbeda. Wireframe lebih mirip dengan architectural blueprints, sedangkan prototype merupakan representasi high fidelity dari produk yang sudah final.
Selanjutnya, prototype akan diuji kepada pengguna sungguhan guna membantu mengevaluasi kelemahan dari desain tersebut sebelum benar-benar membuat produk final.
6. Peluncuran Produk
UX design merupakan proses yang berkelanjutan. Setelah produk diluncurkan, UX designer akan terus melakukan perbaikan dan penyesuaian agar dapat terus dinikmati oleh pengguna.
Feedback yang didapat dari customer akan membantu UX designer untuk melakukan update perbaikan terhadap produk.
Apa Perbedaan Antara UI dan UX Designer?

Banyak orang sering menyalah artikan antara UX designer dan UI designer. Padahal, pada kenyataannya mereka memiliki arti dan tugas yang jelas berbeda.
User experience (UX) memiliki fokus terhadap optimisasi sebuah produk agar menjadi lebih efektif dan menyenangkan saat digunakan. Sementara user interface (UI) merupakan pelengkapnya. Ia fokus kepada visual, apakah desain yang dihasilkan memberikan “feel” yang tepat dan terlihat interaktif.
UI designer atau user interface designer itu sendiri bertugas untuk mendesain elemen interaktif di dalam produk seperti tombol, icon, typography, skema warna dan desain yang responsive.
Tujuannya adalah agar dapat memberikan pedoman kepada user melalui interface produk. UI designer lebih memperhatikan apakan desain yang dibuat enak untuk dilihat.
Skill Apa Yang Dibutuhkan Untuk Jadi UX Designer?

A. Soft Skill
1. Interpersonal Skills
Bidang pekerjaan ini mengharuskanmu untuk berkolaborasi dengan tim lain saat bekerja. Untuk itu, memiliki kemampuan teamwork dan komunikasi yang baik akan sangat menguntungkan.
2. Empati
Bekerja di bidang user experience mengharuskanmu untuk memusatkan seluruh pekerjaanmu kepada kepentingan user. Kemampuan untuk merasakan apa yang user rasakan, atau berempati, akan sangat membantumu untuk dapat lebih mengerti sudut pandang mereka.
3. Critical Thinking
Menjadi seorang UX designer mengharuskanmu untuk terus berpikir kritis agar dapat memikirkan inovasi baru yang kreatif. Kemampuan berpikir kritis yang dipadukan dengan kemauan untuk terus belajar yang tinggi akan memberikan seorang UX designer informasi yang signifikan untuk dapat terus meningkatkan kualitas produknya.
B. Skill Industri
1. Wireframing & Prototyping
Hampir seluruh pekerjaan di bidang UX mengharuskanmu untuk dapat membuat wireframe dan prototype. Menguasai tools ini akan dapat membantu seorang UX designer mengevaluasi kesalahan dalam produk agar dapat dikembangkan lagi.
2. UX Writing
Selain mendesain produk, penting bagi UX designer untuk dapat menyusun kata-kata di dalam produk yang dapat dijadikan guide oleh pengguna. Namun, UX Writing bukanlah sekadar menulis panduan. Kamu harus dapat memastikan tulisan dapat dengan mudah dipahami dan benar-benar membantu pengguna dalam menavigasi.
3. Visual Communication dan UI
Meningkatkan kemampuan dan paham mengenai desain visual dan UI dapat berdampak baik pada hasil desainmu. Seperti misalnya belajar membuat desain visual terlihat estetik dan menarik, belajar membangun hirarki visual yang efektif, bagaimana menggunakan typography dan teori warna agar dapat dinikmati user.
4. Skill Analitik
Karena salah satu tugas yang harus dilakukan seorang UX designer adalah melakukan user research, penting bagi kamu yang tertarik dengan profesi ini untuk dapat mempelajari cara dan langkah dalam melakukan penelitian dan analisis.
5. Coding dan Developing
Banyak perusahaan yang kini lebih menyukai pekerja yang memiliki multi-skill, khususnya di bidang yang terkait dengan teknologi. Meskipun tugas utamamu bukan untuk melakukan coding dan developing, memiliki kemampuan untuk membuat desain yang development-friendly dapat membantu mempermudah pekerjaan tim yang berkolaborasi denganmu.
Kini, UX design menjadi kata yang memiliki arti sinonim dengan “good business”; hanya layanan dan produk yang dapat menyediakan user experience terbaik yang akan sukses di pasaran.
Dengan semakin bertambahnya permintaan terhadap tenaga UX designer dan semakin berkembangnya perusahaan teknologi, UX designer kini menjadi profesi yang banyak diminati masyarakat. Selain itu, gaji yang rela ditawarkan perusahaan terhadap profesi ini juga tidak main-main. Tidak heran kini banyak platform yang menyediakan pelatihan dan pembelajaran di bidang UX design yang dapat kamu temukan dengan mudah.
Apa kamu tertarik menjadi seorang UX designer? Tulis pendapatmu di kolom komentar dan jangan lupa untuk membagikan tulisan ini ke teman-temanmu, ya!