
Suara.com – Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merampungkan berkas penyidikan tersangka eks Kepala Bidang Pendaftaran, Ekstensifikasi Dan Penilaian Kanwil DJP Sulawesi Selatan, Wawan Ridwan.
Wawan telah dijerat KPK dalam perkara suap pemeriksaan perpajakan tahun 2016 sampai 2017 pada Direktorat Jenderal Pajak.
Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri menyebut barang bukti dan tersangka kini menjadi kewenangan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari KPK.
“Tim Penyidik dalam perkara tersangka WR (Wawan Ridwan) melaksanakan tahap II penyerahan tersangka dan barang bukti) kepada tim Jaksa karena tim Jaksa berkesimpulan seluruh isi berkas perkara telah lengkap,” kata Ali dikonfirmasi, Sabtu (1/1/2021).
Baca Juga:
Kasus Suap Bakamla, KPK Segera Adili Tersangka Korporasi PT Merial Esa
Penahanan Wawan Ridwan pun juga kini menjadi kewenangan Jaksa KPK. Ia, akan kembali ditahan selama 20 hari di Rutan Pomdam Jaya Guntur. Mulai 31 Desember sampai 19 Januari 2022.
Selama berada ditahanan, Jaksa KPK memiliki waktu selama 14 hari menyusun surat dakwaan untuk diserahkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
“Persidangan akan dilaksanakan di Pengadilan Tipikor pada PN Pusat,” imbuhnya
Wawan Juga Dijerat Tersangka Pencucian Uang
KPK memiliki bukti cukup dalam pengembangan perkara Wawan sebelumnya menerima suap sebagai pemeriksaan pajak di Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2016-2017.
Baca Juga:
KPK selamatkan Keuangan Negara Mencapai Rp 35 Triliun
“Benar, dengan ditemukannya kecukupan alat bukti terkait adanya dugaan aliran sejumlah uang yang diterima oleh tersangka WR (Wawan Ridwan) selaku pemeriksa pajak,” ucap Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri dikonfirmasi, Jumat (31/12/2021).
“Tim Penyidik saat ini telah mengembangkan proses penyidikannya pada dugaan tindak pidana lain yaitu tindak pidana pencucian uang atau TPPU,” tambahnya
Dalam Kasus Korupsi Wawan Ridwan Sebelumnya
Wawan ditetapkan tersangka sejak awal November 2021 setelah masuk ke tahap penyidikan. Di mana proses ini hasil pengembangan perkara yang terlebih dahulu menjerat eks Pejabat Ditjen Pajak Angin Prayitno Aji dan Dandan Ramdani yang kini sudah masuk ke ranah sidang.
“Ditemukan adanya bukti permulaan yang cukup, KPK melakukan penyelidikan dan meningkatkan status tersangka Wawan Ridwan (WR) dan Alfred Simanjuntak (AS),” Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (11/11/2021).
Wawan diminta untuk memeriksa perpajakan tiga perusahaan. Mereka yakni PT. Gunung Madu Plantations untuk tahun pajak 2016, PT. Bank PANIN Indonesia untuk tahun pajak 2016, dan PT. JB untuk tahun pajak 2016 dan 2017.
“Atas hasil pemeriksaan pajak yang telah diatur dan dihitung sedemikian rupa, tersangka WR (Wawan Ridwan) diduga telah menerima uang yang selanjutnya diteruskan kepada Angin Prayitno Aji dan Dadan Ramdani,” ungkap Ghufron.
Tersangka Wawan diduga menerima jatah pembagian uang dari Angin dan Dandan.
“Dari total penerimaan tersebut, tersangka WR (Wawan Ridwan) diduga menerima jatah pembagian sejumlah sekitar sebesar SGD 625.000,” ucap Ghufron.
Selain itu, KPK juga menduga Wawan menerima pemberian dari sejumlah wajib pajak lainnya. “Diduga sebagai gratifikasi yang jumlah uangnya hingga saat ini masih terus didalami,”imbuhnya
Tersangka Wawan telah mendekam di Rumah Tahanan Pomdam Jaya Guntur. Ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUH Pidana dan Pasal 12 B.





