
Suara.com – Kebakaran hebat melanda depo Pertamina di wilayah Plumpang, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023) malam. Kebakaran terjadi sekitar pukul 20.05 WIB. Hingga saat ini api masih berkobar.
Manager Communication Relations dan CSR Pertamina MOR III Eko Kristiawan mengatakan kebakaran terjadi dititik pipa penerimaan BBM.
“Terjadi insiden terbakarnya pipa penerimaan BBM di Integrated Terminal BBM Jakarta, Plumpang,” ujar unit Manager Communication Relations dan CSR Pertamina MOR III Eko Kristiawan, melalui pesan singkat.
Eko menambahkan saat ini sedang dilakukan upaya penanggulangan dan evakuasi pekerja maupun warga disekitar lokasi berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait.
Baca Juga:
Depo Pertamina Plumpang Kebakaran, Warga Sempat Cium Bau Bensin Menyengat
“Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat berupaya maksimal dalam penanggulangan insiden yang terjadi,” kata Eko.
Pertamina Plumpang di Jalan Tanah Merah Bawah Rt 012 Rw 09 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara terbakar. Beberapa kali terdengar suara ledakan.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengkonfirmasi peristiwa tersebut. Saat ini pihaknya tengah melakukan upaya pemadaman.
“Saya belum bisa berkomentar banyak, sekarang petugas lagi fokus untuk memadamkan kebakaran,” kata Irto kepada Suara.com.
Kekinian petugas damkar masih berupaya menjinakan si jago merah.
Baca Juga:
Pertamina Plumpang Terbakar dan Meledak, 18 Unit Mobil Pemadam dan 90 Personil Dikerahkan
“Situasi kebakaran masih merah atau dalam proses pemadaman dan lokalisir,” jelasnya.
Sejumlah warganet di twitter mengunggah sejumlah video terkait peristiwa kebakaran Pertamina Plumpang.
Pertamina Plumpang kebakaran,” tulis akun @incywincyerr.
Kemudian akun @sedapgvrl juga berharap tidak ada korban jiwa dalam kebarkaan tersebut.
“Yang di Jakut, terutama dekat Plumpang stay safe yaa!!,” tulis dia.
Hingga berita ini diturunkan belum diketahui penyebab kebakaran tersebut. Termasuk apakah ada korban jiwa atau tidak.
Untuk diketahui, Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, yang berkapasitas 5.000 kilo liter tersebut sebelumnya pernah meledak pada 18 Januari 2009.