Dokter Amerika Peringatkan Bahaya Rokok Elektrik dan Vape! Indonesia Bagaimana?

bahaya rokok elektronik dan vape
bahaya rokok elektronik dan vape

SEARCH DISINI :

TOPIKTREND.COM, Khusus buat perokok berat, ini peringatan penting untuk anda, terutama pengguna rokok elektrik dan vape, jangan lewatkan informasi ini jika anda tak ingin hidup sengsara di kemudian hari akibat rokok elektri dan vape.

Terkait temuan baru Dokter Amerika soal Rokok Elektrik atau Vape, Asosiasi Dokter Amerika Serikat atau American Medical Association (AMA) merilis peringatan kepada warga Negara Paman Sam untuk berhenti mengkonsumsi rokok elektrik dan vape apapun modelnya. Sejak hari Senin lalu peringatan ini mulai diberlakukan di Amerika hingga ditemukannya penanganan khusus penyebab 450 penderita penyakit paru-paru yang setidaknya telah menyebabkan lima kematian terkait penggunaan rokok elektrik.

Read More

Peringatan itu berisi permintaan AMA kepada para dokter agar menginformasikan kepada pasien tentang bahaya rokok elektrik, sebab rokok elektrik memiliki kandungan zat berbahaya berupa racun dan karsinogen. Selain itu dokter juga diminta untuk membuat laporan kepada departemen kesehatan setempat soal kasus penyakit paru-paru yang diduga disebabkan konsumsi rokok elektrik.

Adapun Rekomendasi ini tindak lanjut dari saran Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau disingkat CDC yang dikeluarkan sejak Jumat lalu. Untuk saat ini masih terus dilakukan penyelidikan soal menjadi penyebab serentetan penyakit paru-paru parah yang berkaitan dengan konsumsi vape.

Sebagaimana dikutip dari Reuters, pejabat CDC menegaskan bahwa kini banyak kasus penyakit paru-paru disebabkan konsumsi vape atau rokok elektrik, terutama alat yang menguapkan minyak yang ternyata mengandung tetrahydrocannabinol (THC), komponen psikoaktif terdapat pada di ganja. “Beberapa laboratorium telah mengidentifikasi vitamin E asetat dalam sampel produk dan sedang menyelidikinya sebagai kemungkinan penyebab penyakit,” ujar pejabat tersebut.

Diberitakan sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia mengungkapkan bahwa Konsumsi rokok elektrik dan vape mengalami peningkatan signifikan karena dianggap lebih aman daripada rokok konvensional. Namun kenyataan dilapangan berbeda, justru efeknya sangat berbahaya bagi kesehatan jangka panjang, hingga saat ini sebagian besar penyebabnya tidak diketahui. Di Amerika Serikat sendiri, Lembaga Administrasi Makanan dan Obat-obatan dihimbau untuk menekan peningkatan signifikan konsumsi rokok elektrik oleh masyarakat terutama kalangan para remaja.

“Kita tidak boleh berdiam diri sementara rokok elektrik tidak diregulasi. Kami mendesak FDA mempercepat regulasi rokok elektrik dan menghapus semua produk yang tidak diatur dari pasar,” ujar Presiden AMA, Patrice Harris.

Nah bagaimana dengan Indonesia, tak jauh beda sama Amerika, konsumsi vape kini dilaporkan terus mengalami peningkatan. Menurut data yang dikumpulkan dari diskusi Koalisi Nasional Masyarakat Sipil untuk Pengendalian Tembakau Jumat lalu di Jakarta menyebutkan bahwa satu dari lima remaja dikalangan pelajar SMA mengkonsumsi vape.

Dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, salah seorang Dokter spesialis paru bernama Feni Fitriani Taufik menyatakan bahwa salah satu efek buruk dari penggunaan rokok elektrik adalah terjadinya penurunan sistem kekebalan tubuh. Penyebabnya adalah imunosupresif yang terkandung dalam cairan vape. Hal ini tentu menyebabkan pertumbuhan virus dan bakteri penyebab penyakit dalam tubuh, karena sistem kekebalan tubuh menurun drastis. “Akibatnya, pasien akan lebih rentan sakit dan mengalami masalah-masalah kesehatan umum, seperti flu dan batuk,” kata Feni.

Selain itu, sebagaimana rokok konvensional, ternyata vape juga bisa menyebabkan kecanduan, Feni dalam mengingatkan bahwa vape sangat berbahaya karena dapat menciptakan kecanduan. Penggunaan nikotin yang berlebihan mengakibatkan munculnya berbagai masalah kardiovaskular. “Nikotin sangat adiktif. Biasanya mereka juga menyebabkan masalah kesehatan, seperti iritasi paru, serangan jantung, dan stroke.”

Penyakit yang paling ditakutkan dari kebiasaan merokok elektrik adalah kanker paru. Menurut Feni, hal ini dipengaruhi oleh kandungan karsinogen yang ada pada rokok elektrik. Vape dinilai bisa langsung merusak DNA dalam sel sehingga menyebabkan kelainan pada sel normal. “Karena ada karsinogen, risiko kanker paru-paru pasti ada,” ujar dia.

Anggapan bahwa vape atau rokok elektrik sebagai pengganti rokok konvensional ternyata salah, mengutip pernyataan Dokter Feni yang tak menyarankan penggunaan vape atau rokok elektrik sebagai pengganti rokok konvensional, atau sarana terapi berhenti dari kebiasaan merokok. ia lebih menyarankan konsumsi permen karet atau vitamin B dan C karena lebih ramah.

“Konsumsi permen karet bisa menekan rasa asam pada lidah, sehingga terbukti baik meredam keinginan merokok,” ujar dia. Sedangkan untuk vitamin B dan C, Feni menjelaskan, keduanya memiliki sifat anti-stres dan dapat memperbaiki suasana hati. Selain itu, vitamin bisa melindungi paru-paru dari masalah kesehatan.


SEARCH DISINI :

Related posts