Sejarah Lengkap Syi’ah: Dari Awal Hingga Hari Ini


SEARCH DISINI :

Syi’ah, atau juga dikenal sebagai Syi’ah Islam, adalah salah satu dari dua cabang utama dalam agama Islam, yang lainnya adalah Sunni. Syi’ah memiliki sejarah yang panjang dan kompleks, yang dimulai sejak masa hidup Nabi Muhammad SAW pada abad ke-7 Masehi. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sejarah lengkap Syi’ah, dari awal hingga hari ini.

Pemahaman Dasar Syi’ah

Sebelum kita memulai perjalanan sejarah Syi’ah, penting untuk memiliki pemahaman dasar tentang keyakinan dan prinsip-prinsip yang menjadi dasar ajaran Syi’ah. Syi’ah percaya bahwa kepemimpinan spiritual dan politik dalam Islam harus diwariskan secara langsung dari Nabi Muhammad SAW kepada para imam yang dipilih secara ilahi. Mereka juga memiliki keyakinan yang kuat terhadap keadilan sosial dan menekankan pentingnya mempertahankan hak-hak manusia.

Read More

Awal Mula Syi’ah

Sejarah Syi’ah dimulai setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 Masehi. Menurut penganut Syi’ah, kepemimpinan umat Islam seharusnya diturunkan kepada Ali bin Abi Thalib, sepupu dan menantu Nabi Muhammad SAW. Namun, mayoritas umat Islam saat itu memilih Abu Bakar sebagai khalifah pertama, yang kemudian diikuti oleh Umar dan Uthman.

Pada tahun 656 Masehi, Ali akhirnya menjadi khalifah keempat setelah pembunuhan Uthman. Namun, masa kepemimpinan Ali diwarnai oleh konflik dan perang saudara, termasuk perang melawan Muawiyah, gubernur Syria yang menuntut pembalasan atas kematian Uthman. Perang-perang ini mengakibatkan perpecahan di kalangan umat Islam dan menjadi titik awal bagi perkembangan Syi’ah sebagai gerakan politik dan keagamaan yang terpisah dari Sunni.

Pemisahan Syi’ah dan Sunni

Pada tahun 661 Masehi, Ali dibunuh oleh Khawarij, sebuah kelompok ekstremis yang menentang kepemimpinan Ali. Setelah kematian Ali, putranya Hasan menjadi khalifah selama beberapa waktu sebelum akhirnya mengundurkan diri demi menghindari pertumpahan darah lebih lanjut. Pada saat itu, Muawiyah mengambil alih kepemimpinan dan mendirikan Kekhalifahan Umayyah, yang berpusat di Damaskus.

Kematian Hasan dan penyerahan kekuasaannya kepada Muawiyah menjadi salah satu momen penting dalam sejarah Syi’ah. Beberapa penganut Syi’ah merasa bahwa Hasan telah mengkhianati hak warisnya sebagai khalifah, sementara yang lain percaya bahwa dia melakukan itu demi menjaga kesatuan umat Islam. Perbedaan pendapat ini menyebabkan perpecahan di kalangan Syi’ah, yang kemudian terbagi menjadi berbagai aliran dan faksi.

Perkembangan Syi’ah

Setelah periode Kekhalifahan Umayyah, Kekhalifahan Abbasiyah mengambil alih kekuasaan pada tahun 750 Masehi. Selama masa ini, penganut Syi’ah menghadapi penindasan yang serius, terutama di bawah pemerintahan Abbasiyah yang Sunni. Namun, meskipun penindasan ini, Syi’ah terus berkembang dan memperoleh pengikut yang setia.

Pada abad ke-9 Masehi, aliran Syi’ah yang dikenal sebagai Imamiah atau Duabelas Imam Syi’ah (Twelver Shia) menjadi aliran utama dalam Syi’ah. Mereka mempercayai bahwa ada dua belas imam yang dipilih secara ilahi setelah kematian Nabi Muhammad SAW, yang terakhir dari mereka adalah Imam Mahdi yang diyakini akan kembali pada akhir zaman untuk membawa keadilan dan kesejahteraan bagi umat manusia.

Syi’ah pada Zaman Modern

Pada abad ke-20, Syi’ah mengalami perkembangan signifikan di berbagai negara, terutama di Iran. Revolusi Iran pada tahun 1979, yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini, menghasilkan pendirian Republik Islam Iran yang berdasarkan prinsip-prinsip Syi’ah. Sejak itu, Iran telah menjadi pusat kekuatan politik dan keagamaan bagi Syi’ah di seluruh dunia.

Di luar Iran, komunitas Syi’ah juga ada di negara-negara seperti Irak, Lebanon, Bahrain, dan Yaman. Masing-masing memiliki sejarah dan dinamika politik yang unik, tetapi semuanya memiliki akar dalam tradisi dan keyakinan Syi’ah.

Kesimpulan

Sejarah Syi’ah adalah cerita panjang tentang perjuangan politik dan keagamaan yang bermula dari masa hidup Nabi Muhammad SAW. Dalam perjalanan sejarahnya, Syi’ah telah mengalami perpecahan, penindasan, dan perkembangan yang signifikan. Meskipun perbedaan dan tantangan yang dihadapi, komunitas Syi’ah terus bertahan dan mempertahankan keyakinan mereka. Sebagai salah satu cabang utama dalam agama Islam, Syi’ah terus memainkan peran penting dalam kehidupan umat Islam di seluruh dunia.


SEARCH DISINI :

Related posts